Jumat, 12 Juni 2015

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED DI SEKOLAH DASAR



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar, selain sebagai sumber dari ilmu yang lain juga merupakan sarana berpikir logis, analis, dan sistematis. Sebagai mata pelajaran yang berkaitan dengan konsep-konsep yang abstrak, maka dalam penyajian materi pelajaran, matematika harus dapat disajikan lebih menarik dan sesuai dengan kondisi dan keadaan siswa. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dan termotivasi untuk belajar. Untuk itulah perlu adanya model pembelajaran khusus yang diterapkan oleh guru.
Selama ini rendahnya hasil belajar matematika siswa lebih banyak disebabkan karena pendekatan, metode, atau pun strategi tertentu yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran masih bersifat tradisional, dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Akibatnya kreatifitas dan kemampuan berpikir matematika siswa tidak dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itulah guru perlu memilih cara mengajar atau pendekatan yang dapat membantu mengembangkan pola pikir matematika siswa.
Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri. Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain, kreatif dalam mencari solusi dari suatu permasalahan yang dihadapi dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Zamroni, 2000).
Poppy (2003:2) menyatakan bahwa salah satu alternatif model pembelajaran yang lebih berorientasi pada aktivitas serta kreativitas siswa yaitu model pembelajaran open-ended problem. Hal ini didasari oleh pendapat Shimada (1997:1) yang menyatakan bahwa model pembelajaran open-ended adalah model pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Lebih lanjut Poppy (2002:2) menyatakan bahwa keleluasaan berpikir melalui model pembelajaran open-ended problem membawa siswa untuk lebih memahami suatu topik dan keterkaitannya dengan topik lainnya, baik dalam pelajaran matematika maupun dengan mata pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran Open-ended sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Hal ini disebabkan karena pada model pembelajaran Open-ended formulasi masalah yang digunakan adalah masalah terbuka. Masalah terbuka adalah masalah yang diformulasikan memiliki multijawaban (banyak penyelesaian) yang benar. Di samping itu, melalui model pembelajaran Open-ended siswa dapat menemukan sesuatu yang baru dalam penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang berkaitan dengan matematika. Dengan dasar ini, maka model pembelajaran Open-ended dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Model pembelajaran Open-ended merupakan salah satu upaya inovasi pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli pendidikan matematika Jepang. model ini lahir sekitar duapuluh tahun yang lalu dari hasil penelitian yang dilakukan Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya (Nohda, 2000). Munculnya pendekatan ini sebagai reaksi atas pendidikan matematika sekolah saat itu yang aktifitas kelasnya disebut dengan issei jugyow (frontal teaching); guru menjelaskan konsep baru di depan kelas kepada para siswa, kemudian memberikan contoh untuk penyelesaian beberapa soal.

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1.    Apa pengertian pendekatan pembalajaran open ended ?
2.    Apa tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open ended ?
3.    Apa saja keunggulan dan kelemahan model pembelajarn open ended ?
4.    Apa saja langkah-langkah yang ditempuh pada model pembelajaran open ended ?

C.       Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan pada makalah ini adalah :
1.                  Mengetahui pengertian pendekatan pembalajaran open ended
2.                  Mengetahui tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open ended
3.                  Mengetahui keunggulan dan kelemahan model pembelajarn open ended
4.                  Mengetahui langkah-langkah yang ditempuh pada model pembelajaran open ended

D.      Manfaat Penulisan Makalah
  1. Bagi siswa, meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa serta meningkatkan   hasil belajar siswa.
  2. Bagi guru, sebagai alternatif dalam mengelola pembelajaran dan untuk melatih diri mencari solusi dalam mengelola pembelajaran di kelas serta melatih diri dalam membuat perangkat pembelajaran.









BAB  II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Model Pembelajaran open ended
Pendekatan open-ended adalah "an instructional strategy that creates interest and stimulates creative mathematical activity in the classroom through students collaborative work. Lessons using open-ended problem solving emphasize the process of problem solving activities rather than focusing on the result" (Shimada &Becker, 1997; dan Foong, 2000).
Pendekatan open-ended prinsipnya sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Bedanya Problem yang disajikan memiliki jawaban benar lebih dari satu. Problem yang memiliki jawaban benar lebih dari satu disebut problem tak lengkap atau problem open-ended atau problem terbuka. Contoh penerapan problem open-ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban akhir. Dihadapkan dengan problem open-ended  siswa tidak hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended biasanya dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran membawa siswa dalam menjawab pertanyaan dengan banyak cara dan mungkin juga dengan banyak jawaban sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru.

B.       Tujuan Pembelajaran dengan Open Ended
Tujuan dari pembelajaran Open-Ended problem menurut Nohda (Suherman, dkk, 2003; 124) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematik siswa melalui problem posing secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir matematik siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Selain itu, dengan diberikan masalah yang bersifat terbuka, siswa terlatih untuk melakukan investigasi berbagai strategi dalam menyelesaikan masalah. Selain itu siswa akan memahami bahwa proses penyelesaian suatu masalah sama pentingnya dengan hasil akhir yang diperoleh. Berdasarkan pengertian dan tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran open-ended di atas, perlu digaris bawahi bahwa model pembelajaran open-ended memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dengan demikian kemampuan berpikir matematis siswa dapat berkembang secara maksimal dan kegiatan-kegiatan kreatif siswa dapat terkomunikasikan melalui proses pembelajaran.

C.       Prinsip-Prinsip Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended
Menurut Nohda (Yahya. 2000: 1 – 39), menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended  didasarkan pada tiga prinsip :
1.      Berkaitan dengan prinsip ekonomi kegiatan siswa. Ini menunjukkan bahwa kita harus menghargai nilai kegiatan-kegiatan siswa.
2.      Berkaitan dengan hakikat terpadu dan evolusioner dari pengetahuan dari pengetahuan matematika, sifatnya teoritis dan sistematis.
3.      Berkaitan dengan keputusan yang diambil guru di dalam kelas. Di dalam kelas seringkali guru menemukan jawaban di luar dugaan. Ini berarti guru harus berperan aktif dalam menampilkan ide siswa tersebut secara utuh, dan memberi kesempatan kepada siswa lainnya untuk mematuhi ide-ide yang tak terduga itu.


D.      Keunggulan dan Kelemahan Model Open Ended
Model pebelajaran Open-Ended ini menurut Suherman, dkk (2003:132) memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1.    Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
2.    Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif.
3.    Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
4.    Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
5.    Siswa memiliki pengelaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
Disamping keunggulan, menurut Suherman, dkk (2003;133) terdapat pula kelemahan dari Model pebelajaran Open-Ended, diantaranya:
1.    Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah.
2.    Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
3.    Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
4.    Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
Miskipun pendekatan open-ended mempunyai beberapa kelemahan, namun kelemahan tersebut masih dapat diatasi. Cara mengatasi kelemahan tersebut misalnya, dalam membuat dan menyiapkan masalah yang bermakna bagi siswa, guru terlebih dahulu mendaftar semua respon yang diinginkan, setelah itu baru membuat masalah yang bermakna. untuk mengatasi kecemasan yang dialami siswa yang pandai yaitu sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan open-ended siswa terlebih dahulu diberi informasi terlebih dahulu diberi informasi bahwa jawaban yang diajukan dalam permasalahan yang diajukan dapat bermacam-macam tergantung dari sudut mana siswa memandangnya dan dari bermacam-macam jawaban tersebut mungkin semuanya benar.


E.       Langkah langkah Model pebelajaran open ended
Dalam pembelajaran matematika, Model pebelajaran open-ended berarti memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar melalui aktivitas-aktivitas real life dengan menyajikan fenomena alam seterbuka mungkin pada siswa. Bentuk penyajian fenomena dengan terbuka ini dapat dilakukan melalui pembelajaran yang berorientasi pada masalah atau soal atau tugas terbuka. Secara konseptual masalah terbuka dalam pembelajaran Matematika adalah masalah atau soal-soal Matematika yang dirumuskan sedimikian rupa, sehingga memiliki beberapa atau bahkan banyak solusi yang benar, dan terdapat banyak cara untuk mencapai solusi itu.
Adapun desain atau langkah­langkah pembelajaran dalam model pembelajaran Open­Ended Problems Dalam jurnal internasional J.Nikos, mourtos ,dkk adalah sebagai berikut :
              I.     Persiapan
Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru harus membuat Program Satuan Pelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat pertanyaan Open­Ended Problems.
           II.     Pelaksanaan, terdiri :
a.    Pendahuluan, yaitu Siswa menyimak guru yang memberikan motivasi bahwa yang akan dipelajari berkaitan atau bermanfaat bagi kehidupan sehari hari sehingga siswa semangat dalam belajar. Kemudian siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru supaya guru dapat mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai konsep­ konsep yang akan dipelajari.
b.    Kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah­ langkah sebagai berikut :
1.    siswa membentuk kelompok terdiri dari empat orang atau lebih tiap kelompok;
2.    siswa mendapatkan pertanyaan Open­ended Problems mengenai perhitungan statistik dan perhitugan matematis;
3.    siswa berdiskusi bersama kelompoknya masing­masing mengenai penyelesaian dari pertanyaan Open­Ended Problems yang telah diberikan oleh guru;
4.    setiap kelompok siswa melalui perwakilannya, mengemukakan pendapat atau solusi yang ditawarkan kelompoknya secara bergantian;
5.    siswa atau kelompok kemudian menganalisis jawaban­jawaban yang telah dikemukakan, mana yang benar dan mana yang lebih efektif.
        III.     Kegiatan Akhir, yaitu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari, dan kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh guru;
        IV.     Evaluasi
Setelah berakhirnya KBM, siswa mendapatkan tugas perorangan atau ulangan harian yang berisi pertanyaan Open­ Ended Problems yang merupakan evaluasi yang diberikan oleh guru.
























A.    Contoh Skenario Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Open-Ended.
Mata Pelajaran    : Matematika
Kompetensi Dasar               : Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan
                                       perkalian
Kelas                                      : III
A.    Sinopsis
Sajian ini diawali dengan perkenalan guru dan murid karena awal pelajaran dan awal siswa masuk di kelas III, lalu dilanjutkan dengan menanyakan pemahaman anak sebelum memulai pelajaran. Hingga akhirnya setelah penbelajaran ini siswa dapat memahami betul bagaimana menghitung perkalaian
B.     Setting
Ruang kelas : terdiri dari meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa
C.     Properti
Pipet / sedotan
D.    Talent
Guru dan siswanya
E.     Naskah
Guru
:
“Assalamualaikum Wr.Wb”
Siswa
:
“Wa’alaikum salam Wr.Wb”
Guru
:
“Selamat pagi anak-anak”
(sambil meletakan buku dan alat-alat mengajar di atas meja)
Siswa
:
“Selamat pagi Pak”
Guru
:
“Bagaimana kabar kalian pagi ini?”
Siswa
:
“Baik pak….”
Guru
:
“Bagaimana kabarmu hari ini? apakah menyenangkan”
Siswa
:
“Ya. Pak….”
Guru
:
“Coba ketua kelasnya pimpin doa”
Ketua kelas

“Baik Pak. Bedoa dimulai”
Seketika suasana kelas hening
Ketua kelas

“Berdoa selesai”
Guru mengabsen siswa
Guru
:
“Sebelum kita memasuki pelajaran, karena hari ini hari pertama belajar, ibu ingin menyampaikan beberapa hal mengenai pelajaran.
Yang pertama, pelajaran kita hari ini mengenai menentukan Perkalian bilangan.
Perkalian adalah penjumlahan berulang terhadap suatu bilangan contoh berpakah jumlah kaki sapi..



Seorang siswa menjawab
Siswa
:
Anak-anak menjawab 4 pak
Guru
:
“Ya….kamu benar, bagus”,berapa kalau jumlah kaki sapi jika jumlah sapi 5 ekor ?
Salah satu siswapun menjawa
Siswa 1
:
“20 ” pak
Guru
:
“Iya bagus sekali. Dari mana kamu dapat mengetahui bahwa jumlah kaki sapi = 20.
Siswa 1
   

:
Satu sapi kaki nya ada 4. Jadi jika 5 ekor sapi = 4 + 4 + 4 + 4 = 20

Guru

Siswa            
:
Ada jawaban yang lain

20 pak lima kita kalikan saja dengan 4 = 20.




“untuk tugas selanjutnya, kalian akan bapak bagi menjadi beberapa kelompok, sekarang dalam kelompoknya  carilah  perkalian yang hasilnya  24
Guru
:
“Ibu ada permasalahan, nanti silahkan kalian selesaikan pada kelompok masing-masing”


Permasalahan
1.      Ada berapa macam perkalian yang didapat

Siswa bekerja menyelesaikan maslaah pada kelompok masing-masing dan guru berjalan ke tempat siswa untuk memperhatikan pekerjaan siswa.
Setelah 15 menit…
Guru
:
“Nah, anak-anak silahkan sajikan hasil diskusi ke depan kelas, kita mulai dari kelompok 1 terendah dulu”
Kelompok 1
:
1 x 24 = 24
2 x 12 = 24
Guru
:
“Bagaimana dengan kelompok lain?”
Kelompok 2
:
“Kalau kelompok kami menemukan pak
  3 x 8 = 24
4 x 6 = 24
Setelah semua kelompok mengemukakan jawaban maka guru bersama siswa mengambil kesimpulan tentang perkalian.serta memberi penghargaan
Pada kelompok yang terbaik.
Guru
:
“Nah, anak-anak jadi bagaimana kesimpulan dari pelajaran hari ini?”
Siswa
:
perkalian adalah penjumlahan berulang - ulang
Guru
:
“Bagus…. Ada yang lain?
Semua siswa terdiam
Guru
:
“baiklah anak-anak, jadi menentukan hasil dengan perkalian banyak caranya.
key, anak-anak kita sudahi pelajaran hari ini dengan mengucapkan Hamdalah. Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.



















BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
1.                                                                Kesimpulan
Pendekatan open-ended merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada proses dan problem ended. Pendekatan pembelajaran ini membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan mungkin banyak jawaban yang benar sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman peserta didik menemukan sesatu yang baru.
Manfaat pendekatan pembelajaran open-ended selain mencapai standarkompetensi adalah :mengembangkan kegiatan kreatif dan pola piker matematis peserta didik melalui problem solving, mengembangkanketrampilan proses, memberi kesempatan peserta didik berpikir dengan bebas sesuai dengan kemampuannya, melatih siswa mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain dan mengembangkan pembelajaran interaktif dan menyenangkan.
Melalui pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika, kemampuan peserta didik baik ranah kognitif, psikomotor maupun afektif dapat dimaksimalkan. Namun demikian guru dapat menggunakan pendekatan pendekatan lainnya yang disesuaikan kondi tujuan belajar.si peserta didik bahkan memadukan berbagai pendekatan untuk mencapai tujuan belajar.

2.                                                                Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas diharapkan kita selaku guru mampu menyusun rencana pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended sehingga kemampuan berfikir kritis, sistematis, logis dan kreatif dapat terbangun dari diri siswa.



DAFTAR PUSTAKA



Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Open-ended_question, online 11 Juli 2008)

Metagora (www.metagora.org/training/encyclopedia/ceq.html, online 11 Juli 2008)
Jupri, AL. 2007. Open-Ended Problems dalam Matematika, (http://mathematicse. wordpress.com/2007/12/25/open-ended-problems-dalam-matematika/ diakses 2 Oktober 2009).

Japar. 2009. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended (http://educare.e-fkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf =1&id=54 diakses 25 November 2009).