Jumat, 12 Juni 2015

FASE-FASE DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN ANAK SD



FASE-FASE DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN ANAK SD

I.     Fase Perkembangan
          Pada hakekatnya, manusia mengalami yang namanya pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai kematangan fisik yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu dengan yang lain berbeda. Sedangkan perkembangan adalah perubahan individu yang lebih ke arah rohaniah yang menjadi unik untuk setiap individu, karena perkembangan individu berbeda, perkembangan juga memiliki pola-pola tersendiri yang khas yang hanya bisa diamati tanpa bisa diukur. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
          Fase perkembangan adalah penahapan/pembabakan rentang perjalanan kehidupan yang diwarnai cirri-ciri khusus/pola-pola tingkah laku tertentu. Fase perkembangan manusia mulai dari bayi, anak - anak, remaja, dewasa, dan lansia. Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap perkembangan, merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal.

II.     Tugas-tugas perkembangan
          Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut para ahli seperti Elizabeth B. Hurlock (1978) tugas perkembangan yaitu belajar menyesuaikan diri terhadap pola - pola hidup baru, belajar untuk memiliki cita - cita yang tinggi, mencari identitas diri dan pada usia kematangannya mulai belajar memantapkan identitas diri.
          Robert J. Havighurs mendefinisikan Tugas Perkembangan sebagai berikut : A developmental task is a task wich arises at or about a certain period in the life of individual, successful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disapproval by sosiety and difficulty with later task (Syamsu Yusuf, 2008 : 65) Jika kita artikan maka Tugas Perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika tugas tersebut berhasil dituntaskan maka akan membawa kepada kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, jika tugas tersebut gagal dituntaskan maka akan membawa individu kepada ketidakbahagiaan, penolakan dari masyarakat dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas berikutnya.
Munculnya tugas perkembangan, bersumber kepada faktor-faktor berikut :
1.    Kematangan fisik, misalnya belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki, belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ seksual.
2.    Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya belajar membaca, belajar menulis, belajar berhitung dan belajar berorganisasi.
3.    Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya memilih pekerjaan, memilih teman hidup.
4.    Tuntutan norma agama, misalnya taat beribadah kepada Allah, berbuat baik kepada sesama manusia (Syamsu Yusuf, 2008 : 66).

III.     Tugas Perkembangan pada Setiap Fase Perkembangan
A.  Fase dan Tugas Perkembangan menurut Buhler Charlotte Buhler (1930)
Membagi fase perkembangan sebagai berikut :
1.    Fase Pertama (0-1 Tahun), fase ini merupakan masa menghayati berbagai objek di luar diri sendiri serta melatih fungsi-fungsi, khususnya fungsi motorik, yakni fungsi yang berhubungan dengan gerak anggota badan.
2.    Fase Kedua (2-4 Tahun), fase ini merupakan masa pengenalan dunia objektif di luar diri sendiri, disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif.
3.    Fase Ketiga (5-8 Tahun), pada fase ini anak mulai bersosialisasi, pada masa ini anak mulai memasuki masyarakat luas, misalnya Taman Kanak-kanak, pergaulan dengan teman sepermainan, dan Sekolah Dasar), yang penting dari fase ini adalah berlangsungnya sosialisasi.
4.    Fase Keempat (9-11 Tahun), pada fase ini anak mencapai objektivitas tertinggi, mereka suka menyelidik, mencoba dan bereksperimen yang distimulasi oleh dorongan-dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar.
5.    Fase Kelima (14-19 Tahun), fase ini merupakan masa tercapainya synthese diantara sikap ke dalam batin sendiri dan ke luar, pada dunia objektif. Pada fase ini anak mulai belajar melepas diri dari perosalan tentang diri sendiri dan lebih mengarahkan minatnya kepada lapangan hidup konkret, yang dulu dikenalnya sebagai subjektif belaka. Setelah masa ini individu mulai masuk masa kedewasaan.

B.  Fase dan Tugas Perkembangan menurut Hurlock
Dalam buku Developmental Psychology, Elisabeth B. Hurlock (1978) mengadakan tahapan perkembangan sebagai berikut :
1.    Prenatal (sebelum lahir), masa prenatal ini mulai konsepsi sampai umur 9 bulan dalam kandungan ibu.
2.    Masa Natal, terdiri atas :
a.    Infancy atau neonatus (dari lahir sampai 14 hari), fase ini dianggap sebagai fase penyesuaian dengan lingkungan.
b.    Masa Bayi (antara 2 minggu sampai 2 tahun), pada masa ini bayi mulai melepaskan diri dari lingkungan dan mulai belajar berdiri sendiri, hal ini dimungkinkan karena tubuhnya menjadi lebih kuat dan dia dapat menguasai gerakan-gerakan ototnya, ia mulai jalan sendiri, bicara, makan dan bermain.
c.    Masa Anak (2-10/11 tahun), pada masa ini mulai merasa bahwa dirinya bagian dari lingkungannya, segala hal mulai ditanyakan. Pada usia 6 tahun merupakan masa penting untuk proses sosialisasi.
3.    Masa Remaja (11/12-20/21 tahun)
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa, masa remaja terbagi kedalam tingkat usia berikut ini :
a.    Praremaja (11/12-13/14), fase ini dianggap sebagai fase negatif, terlihat dari tingkah laku yang cenderung negatif. Perkembangan fungsi-fungsi tubuh terutama seks juga mengganggu.
b.    Remaja Awal (13/14-17 tahun), pada fase ini perubahan fisik terjadi sangat pesat dan mencapai puncaknya, ketidakseimbangan emosional dan ketidakstabilan dalam banyak hal terdapat pada masa ini, ia mencari identitas diri karena pada masa ini statusnya tidak jelas.
c.    Remaja Lanjut (17-20/21 tahun), pada fase ini individu berusaha untuk menjadi pusat perhatian, idealis, bercita-cita tinggi, bersemangat dan mempunyai energi yang besar. Ia berusaha menetapkan identitas diri dan ingin mencapai ketidaktergantungan emosional.
4.    Dewasa, fase ini dibagi menjadi dua :
a.    Dewasa Awal (21-40 tahun), tahap ini adalah masa penyesuaian terhadap pola-pola hidup baru dan harapan mengembangkan sifat-sifat dan nilai-nilai yang serba baru. Ia diharapkan menikah, mempunyai anak, mengurus keluarga, membuka karier dan mencapai prestasi.
b.    Dewasa Menengah (40-60 tahun), tahapan ini merupakan masa transisi, masa menyesuaikan kembali, masa ini ditakuti karena mendekati masa tua. Pada masa ini wanita kehilangan kesanggupan untuk berreproduksi.

C.  Fase dan Tugas Perkembangan Menurut Erikson
Dalam bukunya Childhood and Society, Erik Erikson (1963) membagi fase dan tugas perkembangan sebagai berikut :
1.    Masa Bayi (0-1 ½ tahun), menurutnya masa ini merupakan masa dimana kepercayaan harus ditanamkan, masa si anak harus belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya dan masa ia belajar menjadi otimis mengenai kemungkinan-kemungkinan mencapai kepuasan. Masa bayi merupakan masa ketergantungan, masa ketidakberdayaan dan masa membutuhkan pertolongan orang lain, suatu masa yang membutuhkan kesabaran orang tua.
2.    Masa Toddler (1 ½-3 tahun), tugas konkret masa toddler meliputi masa aspek penting kehidupan, bukan sekedar berjalan, bercakap dan latihan buang air besar atau kecil, namun juga penjelajahan yang tiada henti. Pada masa ini anak menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakan 2 tugas penting yaitu pemisahan diri dari ibu dan lainnya, dan mulai menguasai diri, lingkungan dan keterampilan dasar untuk hidup.
3.    Awal Masa Kanak-kanak (4-7 tahun), pada fase ini sosialisasi merupakan tema pokok. Anak belajar menyesuaikan diri dengan teman sepermainannya. Pada tahap ini orang tua diharapkan dapat memberi contoh yang baik, karena anak akan mencontoh sikap orang tuanya.
4.    Akhir masa kanak-kanak (8-11 tahun), masa ini adalah masa berkelompok dan berorganisasi, penerimaan oleh teman-teman seusianya adalah penting. Ini merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan pekerjaan rumah tangga, tema pada masa ini adalah kerajinan. Tugas orang tua pada masa ini adalah mengarahkan anak, tanpa memaksa anak melakukan sesuatu.
5.    Masa awal remaja (12-15 tahun), tema awal masa remaja adalah perubahan. Pada masa ini anak mulai berubah-ubah, terpusat pada diri sendiri, seks dan tubuhnya.Ia terus berminat pada tugas penguasaan yang sudah dimulai pada akhir masa kanak-kanak, sekaligus mulai membuang jauh-jauh kegiatan masa kanak-kanaknya. Tanggapan orang tua yang paling bijaksana pada tahap ini adalah mendukung, ini bukan saatnya menunjukan kesalahan dalam pemikiran, sikap dan pakaian mereka. Karena pada akhirnya sikap berubah-ubah dan keterpusatan pada diri sendiri akan hilang dengan sendirinya.
6.    Masa remaja sejati (16-18 tahun), pada tahap ini remaja sudah merasa cukup aman dalam identitasnya, dia harus menghadapi pilihan-pilihan yang akan membentuk sisa hidupnya. Pemilihan tujuan hidup merupakan tema pokok. Tanggapan orang tua yang paling baik adalah mendorong si anak untuk menjatuhkan pilihan dan menerima dengan baik apa yang menjadi pilihan si anak serta menghargai kebebasannya.
7.    Awal Masa Dewasa (19-25 tahun), tema tahap ini adalah Kemandirian, si anak mungkin kuliah di tempat lain, menikah, hidup sendiri atau bekerja di tempat lain. Sikap orang tua yang bijaksana adalah memperluas persahabatan dengan anak-anak mereka yang sebelumnya bergantung kepada mereka.
8.    Kedewasaan dan masa tua (25 tahun ke atas), masa dewasa merupakan fase generativitas (menciptakan) yang selalu dihadapkan pada adanya stagnasi, masa ini ditandai dengan adanya perhatian yang tercurah pada anak-anak, keahlian produktif, keluarga dan pekerjaan. Masa tua ini adalah kebijaksanaan dan pelepasan.

D.  Fase dan Tugas Perkembangan Menurut Havighurst
Havighurst yang dikutip oleh Hurlock menjelaskan bahwa tugas-tugas perkembangan dibagi menjadi beberapa fase berikut ini :
1.    Masa Bayi dan Awal Kanak-kanak
Tugas masa bayi dan awal kanak-kanak meliputi :
a.    Belajar memakan makanan padat
b.    Belajar berjalan
c.    Belajar berbicara
d.   Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
e.    Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
f.     Memepersiapkan diri untuk membaca
g.    Belajar membedakan yang benar dan yang salah, dan mulai mengembangkan hati nurani
2.    Masa Akhir Kanak-kanak
Tugas perkembangan masa akhir kanak-kanak meliputi :
a.    Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.
b.    Mengbangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.
c.    Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d.   Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e.    Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
f.     Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
g.    Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tata serta tingkat nilai.
h.    Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
i.      Mencapai kebebasan pribadi.
3.    Masa Remaja
Tugas perkembangan masa remaja meliputi :
a.    Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita.
b.    Mencapai peran sosial pria, dan wanita
c.    Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d.   Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e.    Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
f.     Mempersiapkan karir ekonomi
g.    Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
h.    Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
4.    Masa Awal Dewasa
a.    Mulai bekerja
b.    Memilih pasangan
c.    Belajar hidup dengan tunangan
d.   Mulai membina keluarga
e.    Mengasuh anak
f.     Mengelola rumah tangga
g.    Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara
h.    Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
5.    Masa Usia Pertengahan
a.    Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga Negara
b.    Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
c.    Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa.
d.   Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu.
e.    Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini.
f.     Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan.
g.    Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
6.    Masa Tua
a.    Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
b.    Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income keluarga.
c.    Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
d.   Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia.
e.    Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
f.     Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.

IV.     Faktor yang Memengaruhi Perkembangan
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, faktor – faktor itu antara lain:
1.    Faktor tuntutan kebudayaan yang berbentuk kekuatan, norma hidup, harapan serta nilai – nilai ideal pada kehidupan individu yang sedang berkembang.
2.    Kematangan fisik, merupakan salah satu faktor penentu munculnya tugas – tugas perkembangan pada periode usia – usia tertentu, di samping kondisi kesehatan dan kecacatan.
3.    Kepribadian seseorang, antara lain intelegensi, minat, sikap, kecenderungan sosial emosional, sifat dan karakter.
4.    Faktor genetik yaitu meliputi faktor keturunan yang bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan. Bentuknya biasa menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen. Sehingga diharapkan potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
5.    Faktor eksternal / lingkungan juga mempunyai peranan yang besar yaitu mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.

V.     Peran Guru dalam Mengembangkan Tugas Perkembangan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral spiritual, intelektual, emosional maupun sosial.
Hurlock mengemukakan tentang pentingnya peran sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam berfikir, bersikap maupun cara berprilaku. Sekolah sebagai substitusi keluarga dan guru substitusi orang tua.
Ada beberapa alasan kenapa sekolah memainkan peran penting bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu :
1.    Siswa harus hadir di sekolah
2.    Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa perkembangan konsep dirinya.
3.    Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah
4.    Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses
5.    Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai diri dan kemampuannya secara realistik.
Untuk itu sekolah seyogianya berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai perkembangannya.

1 komentar: