FASE-FASE
DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN ANAK SD
I.
Fase
Perkembangan
Pada
hakekatnya, manusia mengalami yang namanya pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai
kematangan fisik yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu
dengan yang lain berbeda. Sedangkan perkembangan adalah perubahan individu yang
lebih ke arah rohaniah yang menjadi unik untuk setiap individu, karena
perkembangan individu berbeda, perkembangan juga memiliki pola-pola tersendiri
yang khas yang hanya bisa diamati tanpa bisa diukur. Pertumbuhan dan
perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian seorang
anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, Banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor
lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan
tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan
anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
Fase
perkembangan adalah penahapan/pembabakan rentang perjalanan kehidupan yang
diwarnai cirri-ciri khusus/pola-pola tingkah laku tertentu. Fase perkembangan
manusia mulai dari bayi, anak - anak, remaja, dewasa, dan lansia. Setiap fase
atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring
dengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap perkembangan,
merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti
kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu
yang lazim terjadi pada manusia normal.
II.
Tugas-tugas
perkembangan
Tugas
perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase
atau periode kehidupan tertentu dan apabila berhasil mencapainya mereka akan
berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang
tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Menurut para ahli seperti Elizabeth B. Hurlock (1978) tugas perkembangan
yaitu belajar menyesuaikan diri terhadap pola - pola hidup baru, belajar
untuk memiliki cita - cita yang tinggi, mencari identitas diri dan pada
usia kematangannya mulai belajar memantapkan identitas diri.
Robert J. Havighurs
mendefinisikan Tugas Perkembangan sebagai berikut : A developmental task is a
task wich arises at or about a certain period in the life of individual,
successful achievement of which leads to his happiness and to success with
later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disapproval
by sosiety and difficulty with later task (Syamsu Yusuf, 2008 : 65) Jika kita
artikan maka Tugas Perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada periode
tertentu dari kehidupan individu, yang jika tugas tersebut berhasil dituntaskan
maka akan membawa kepada kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
berikutnya, jika tugas tersebut gagal dituntaskan maka akan membawa individu
kepada ketidakbahagiaan, penolakan dari masyarakat dan kesulitan dalam
menyelesaikan tugas berikutnya.
Munculnya tugas perkembangan, bersumber kepada faktor-faktor berikut :
Munculnya tugas perkembangan, bersumber kepada faktor-faktor berikut :
1. Kematangan fisik, misalnya belajar berjalan
karena kematangan otot-otot kaki, belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis
kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ seksual.
2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya
belajar membaca, belajar menulis, belajar berhitung dan belajar berorganisasi.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu
sendiri, misalnya memilih pekerjaan, memilih teman hidup.
4. Tuntutan norma agama, misalnya taat beribadah
kepada Allah, berbuat baik kepada sesama manusia (Syamsu Yusuf, 2008 : 66).
III.
Tugas Perkembangan pada Setiap Fase Perkembangan
A. Fase dan Tugas Perkembangan menurut Buhler Charlotte
Buhler (1930)
Membagi fase perkembangan sebagai berikut :
1. Fase Pertama (0-1 Tahun), fase ini merupakan
masa menghayati berbagai objek di luar diri sendiri serta melatih
fungsi-fungsi, khususnya fungsi motorik, yakni fungsi yang berhubungan dengan
gerak anggota badan.
2. Fase Kedua (2-4 Tahun), fase ini merupakan masa
pengenalan dunia objektif di luar diri sendiri, disertai dengan penghayatan
yang bersifat subjektif.
3. Fase Ketiga (5-8 Tahun), pada fase ini anak
mulai bersosialisasi, pada masa ini anak mulai memasuki masyarakat luas,
misalnya Taman Kanak-kanak, pergaulan dengan teman sepermainan, dan Sekolah
Dasar), yang penting dari fase ini adalah berlangsungnya sosialisasi.
4. Fase Keempat (9-11 Tahun), pada fase ini anak
mencapai objektivitas tertinggi, mereka suka menyelidik, mencoba dan
bereksperimen yang distimulasi oleh dorongan-dorongan menyelidik dan rasa ingin
tahu yang besar.
5. Fase Kelima (14-19 Tahun), fase ini merupakan
masa tercapainya synthese diantara sikap ke dalam batin sendiri dan ke luar,
pada dunia objektif. Pada fase ini anak mulai belajar melepas diri dari
perosalan tentang diri sendiri dan lebih mengarahkan minatnya kepada lapangan
hidup konkret, yang dulu dikenalnya sebagai subjektif belaka. Setelah masa ini
individu mulai masuk masa kedewasaan.
B. Fase dan Tugas Perkembangan menurut Hurlock
Dalam buku Developmental Psychology, Elisabeth B. Hurlock (1978)
mengadakan tahapan perkembangan sebagai berikut :
1. Prenatal (sebelum lahir), masa prenatal ini
mulai konsepsi sampai umur 9 bulan dalam kandungan ibu.
2. Masa Natal, terdiri atas :
a. Infancy atau neonatus (dari lahir sampai 14
hari), fase ini dianggap sebagai fase penyesuaian dengan lingkungan.
b. Masa Bayi (antara 2 minggu sampai 2 tahun),
pada masa ini bayi mulai melepaskan diri dari lingkungan dan mulai belajar
berdiri sendiri, hal ini dimungkinkan karena tubuhnya menjadi lebih kuat dan
dia dapat menguasai gerakan-gerakan ototnya, ia mulai jalan sendiri, bicara,
makan dan bermain.
c. Masa Anak (2-10/11 tahun), pada masa ini mulai
merasa bahwa dirinya bagian dari lingkungannya, segala hal mulai ditanyakan.
Pada usia 6 tahun merupakan masa penting untuk proses sosialisasi.
3. Masa Remaja (11/12-20/21 tahun)
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa, masa
remaja terbagi kedalam tingkat usia berikut ini :
a. Praremaja (11/12-13/14), fase ini dianggap
sebagai fase negatif, terlihat dari tingkah laku yang cenderung negatif.
Perkembangan fungsi-fungsi tubuh terutama seks juga mengganggu.
b. Remaja Awal (13/14-17 tahun), pada fase ini
perubahan fisik terjadi sangat pesat dan mencapai puncaknya, ketidakseimbangan
emosional dan ketidakstabilan dalam banyak hal terdapat pada masa ini, ia
mencari identitas diri karena pada masa ini statusnya tidak jelas.
c. Remaja Lanjut (17-20/21 tahun), pada fase ini
individu berusaha untuk menjadi pusat perhatian, idealis, bercita-cita tinggi,
bersemangat dan mempunyai energi yang besar. Ia berusaha menetapkan identitas
diri dan ingin mencapai ketidaktergantungan emosional.
4. Dewasa, fase ini dibagi menjadi dua :
a. Dewasa Awal (21-40 tahun), tahap ini adalah
masa penyesuaian terhadap pola-pola hidup baru dan harapan mengembangkan
sifat-sifat dan nilai-nilai yang serba baru. Ia diharapkan menikah, mempunyai
anak, mengurus keluarga, membuka karier dan mencapai prestasi.
b. Dewasa Menengah (40-60 tahun), tahapan ini
merupakan masa transisi, masa menyesuaikan kembali, masa ini ditakuti karena
mendekati masa tua. Pada masa ini wanita kehilangan kesanggupan untuk
berreproduksi.
C. Fase dan Tugas Perkembangan Menurut Erikson
Dalam bukunya Childhood and Society, Erik Erikson (1963) membagi
fase dan tugas perkembangan sebagai berikut :
1. Masa Bayi (0-1 ½ tahun), menurutnya masa ini
merupakan masa dimana kepercayaan harus ditanamkan, masa si anak harus belajar
bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya dan masa ia belajar menjadi
otimis mengenai kemungkinan-kemungkinan mencapai kepuasan. Masa bayi merupakan
masa ketergantungan, masa ketidakberdayaan dan masa membutuhkan pertolongan
orang lain, suatu masa yang membutuhkan kesabaran orang tua.
2. Masa Toddler (1 ½-3 tahun), tugas konkret masa
toddler meliputi masa aspek penting kehidupan, bukan sekedar berjalan, bercakap
dan latihan buang air besar atau kecil, namun juga penjelajahan yang tiada
henti. Pada masa ini anak menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk
melaksanakan 2 tugas penting yaitu pemisahan diri dari ibu dan lainnya, dan
mulai menguasai diri, lingkungan dan keterampilan dasar untuk hidup.
3. Awal Masa Kanak-kanak (4-7 tahun), pada fase
ini sosialisasi merupakan tema pokok. Anak belajar menyesuaikan diri dengan
teman sepermainannya. Pada tahap ini orang tua diharapkan dapat memberi contoh
yang baik, karena anak akan mencontoh sikap orang tuanya.
4. Akhir masa kanak-kanak (8-11 tahun), masa ini
adalah masa berkelompok dan berorganisasi, penerimaan oleh teman-teman
seusianya adalah penting. Ini merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan
pekerjaan rumah tangga, tema pada masa ini adalah kerajinan. Tugas orang tua
pada masa ini adalah mengarahkan anak, tanpa memaksa anak melakukan sesuatu.
5. Masa awal remaja (12-15 tahun), tema awal masa
remaja adalah perubahan. Pada masa ini anak mulai berubah-ubah, terpusat pada
diri sendiri, seks dan tubuhnya.Ia terus berminat pada tugas penguasaan yang
sudah dimulai pada akhir masa kanak-kanak, sekaligus mulai membuang jauh-jauh
kegiatan masa kanak-kanaknya. Tanggapan orang tua yang paling bijaksana pada
tahap ini adalah mendukung, ini bukan saatnya menunjukan kesalahan dalam
pemikiran, sikap dan pakaian mereka. Karena pada akhirnya sikap berubah-ubah
dan keterpusatan pada diri sendiri akan hilang dengan sendirinya.
6. Masa remaja sejati (16-18 tahun), pada tahap
ini remaja sudah merasa cukup aman dalam identitasnya, dia harus menghadapi
pilihan-pilihan yang akan membentuk sisa hidupnya. Pemilihan tujuan hidup
merupakan tema pokok. Tanggapan orang tua yang paling baik adalah mendorong si
anak untuk menjatuhkan pilihan dan menerima dengan baik apa yang menjadi
pilihan si anak serta menghargai kebebasannya.
7. Awal Masa Dewasa (19-25 tahun), tema tahap ini
adalah Kemandirian, si anak mungkin kuliah di tempat lain, menikah, hidup
sendiri atau bekerja di tempat lain. Sikap orang tua yang bijaksana adalah
memperluas persahabatan dengan anak-anak mereka yang sebelumnya bergantung
kepada mereka.
8. Kedewasaan dan masa tua (25 tahun ke atas),
masa dewasa merupakan fase generativitas (menciptakan) yang selalu dihadapkan
pada adanya stagnasi, masa ini ditandai dengan adanya perhatian yang tercurah
pada anak-anak, keahlian produktif, keluarga dan pekerjaan. Masa tua ini adalah
kebijaksanaan dan pelepasan.
D. Fase dan Tugas Perkembangan Menurut Havighurst
Havighurst yang dikutip oleh Hurlock menjelaskan bahwa tugas-tugas
perkembangan
dibagi menjadi beberapa fase
berikut ini :
1. Masa Bayi dan Awal Kanak-kanak
Tugas masa bayi dan awal kanak-kanak meliputi :
a. Belajar memakan makanan padat
b. Belajar berjalan
c. Belajar berbicara
d. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
e. Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
f. Memepersiapkan diri untuk membaca
g. Belajar membedakan yang benar dan yang salah,
dan mulai mengembangkan hati nurani
2. Masa Akhir Kanak-kanak
Tugas perkembangan masa akhir kanak-kanak
meliputi :
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan
untuk permainan-permainan yang umum.
b. Mengbangun sikap yang sehat mengenai diri
sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman
seusianya
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau
wanita yang tepat
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar
untuk membaca, menulis dan berhitung.
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang
diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan
tata serta tingkat nilai.
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok
sosial dan lembaga-lembaga.
i. Mencapai kebebasan pribadi.
3. Masa Remaja
Tugas perkembangan masa remaja meliputi :
a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan
teman sebaya, baik pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria, dan wanita
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan
tubuhnya secara efektif.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua
dan orang dewasa lainnya.
f. Mempersiapkan karir ekonomi
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis
sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
4. Masa Awal Dewasa
a. Mulai bekerja
b. Memilih pasangan
c. Belajar hidup dengan tunangan
d. Mulai membina keluarga
e. Mengasuh anak
f. Mengelola rumah tangga
g. Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara
h. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
5. Masa Usia Pertengahan
a. Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa
sebagai warga Negara
b. Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi
orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
c. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu
senggang untuk orang dewasa.
d. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan
hidup sebagai suatu individu.
e. Menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini.
f. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan
dalam karir pekerjaan.
g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin
tua.
6. Masa Tua
a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan
fisik dan kesehatan.
b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan
berkurangnya income keluarga.
c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan
hidup.
d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang
seusia.
e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang
memuaskan.
f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara
luwes.
IV.
Faktor
yang Memengaruhi Perkembangan
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan
manusia, faktor – faktor itu antara lain:
1. Faktor tuntutan kebudayaan yang berbentuk
kekuatan, norma hidup, harapan serta nilai – nilai ideal pada kehidupan
individu yang sedang berkembang.
2. Kematangan fisik, merupakan salah satu faktor
penentu munculnya tugas – tugas perkembangan pada periode usia – usia tertentu,
di samping kondisi kesehatan dan kecacatan.
3. Kepribadian seseorang, antara lain
intelegensi, minat, sikap, kecenderungan sosial emosional, sifat dan karakter.
4. Faktor genetik yaitu meliputi faktor keturunan
yang bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan. Bentuknya biasa
menentukan beberapa karakteristik seperti jenis
kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan
beberapa keunikan psikologis seperti temperamen. Sehingga diharapkan potensi
genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara
positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
5. Faktor eksternal / lingkungan juga mempunyai
peranan yang besar yaitu mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi
sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
V.
Peran Guru dalam Mengembangkan Tugas
Perkembangan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik
melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu
siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral
spiritual, intelektual, emosional maupun sosial.
Hurlock mengemukakan tentang pentingnya peran sekolah dalam
mengembangkan kepribadian anak, sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian anak, baik dalam berfikir, bersikap maupun cara
berprilaku. Sekolah sebagai substitusi keluarga dan guru substitusi orang tua.
Ada beberapa alasan kenapa sekolah memainkan peran penting bagi
perkembangan kepribadian anak, yaitu :
1. Siswa harus hadir di sekolah
2. Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara
dini seiring dengan masa perkembangan konsep dirinya.
3. Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di
sekolah daripada di tempat lain di luar rumah
4. Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa
untuk meraih sukses
5. Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada
anak untuk menilai diri dan kemampuannya secara realistik.
Untuk itu sekolah seyogianya berupaya untuk menciptakan iklim yang
kondusif atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai
perkembangannya.
mantap bg
BalasHapus